Selasa, 15 November 2011

:))

Setelah saya cukup lama di sini. Kisaran, saya terpilih oleh beberapa anak menjadi guru privatenya.
Saya punya 2 sekarang.
Yang pertama yunita kelas 5 SD jamnya setiap sore pukul 5. Sudah sebulan bersama.
Dia anak negeri, anaknya menyenangkan dan pemalu.
Yang satunya lagi siswa saya sendiri di sekolah kelas satu, namanya pertiwi, cines, cantik dan bersahaja. :)
Baru masuk hari ini, saya buat jadwalnya pukul 3, jadi otomatis, dia akan berjumpa dengan siswa miss Nova di pukul yang sama.
Seperti hari ini, setibanya pertiwi di depan pintu, Felix si anak lajang umur 10 tahun, menatap bahagia ke arah pintu sambil bernyanyi. pandangan pertama awal kita berjumpa......

hahahaha.. saya minta ampun saja. Sungguh, takut pertiwi jadi gak mau masuk less lagi, saya bujuk bujuk aja anaknya. Dasar anak sekarang

catatan sekolah lagi

Masih di nopember. Dan hari hari masih saja ada. Hei. Ada cerita yang mesti saya catat sebelum tersimpan.Tentu masih tentang anak anak.
Minggu ini. Di sekolah mereka ada ulangan harian ke II. Seperti biasa, saya selalu memberi wejangan yang sangat membosankan. Saya sangat sadar saya punya bakat jadi guru yang suka bertele tele. :)
Setidaknya saya mengingatkan kembali untuk tidak lupa bawa pensil, buku ulangan dan tentunya belajar.
Panjang kali lebar lah saya berceramah, dengan harapan yang sama dengan kebanyakan guru di negeri ini, agar anak anaknya berakhlak dan berbudi pekerti.
Di kelas kecil semisal kelas 2, ancamannya, tidak lain dan tidak bukan adalah segera tereliminasi membawa koper, eh tasnya dan segera pindah ke kelas satu. Nah, hukuman ini sangat ampuh sehingga beberapa kali tes satu kelas sukses tidak ada yang remedi. :) saya bangga jadi guru tukang ngancam. :)

Lalu hari ini, saya lega lagi mendapati hanya anak yang benar benar payah yang tetap payah. Kebetulan ada satu anak yang nilainya merosot tapi tidak membuatnya remedial.
Saya panggil saja dia ke depan. Dengan suara khas guru Batak dengan lantang saya panggil.
Saya : " Justin... Ke depan.. !!" (mata udah melotot ini)
Justin: " (maju dengan senyum menyambut masa depan indah..).."
Saya: " Kenapa senyum.. Kamu remedi.. Berdiri..."
Justin: (sepertinya dia pucat dan diam beribu bahasa)
Saya: *(masih sibuk membagi buku buku ulangan sambil memberi kata kata penghiburan)- sambil menatap justin. Tibalah saya berucap. " Kenpa? mau nangis?"
Justin:" Ngak miss.." *lalu tiba tiba nangis ala anak anak. 


Sumpah ini lucu sekali saya sukses membuatnya gugup. Maaf jika ini termasuk kekerasan. Tapi saya pikir tidak. Hahaha. Selain jahil justin adalah anak yang paling susah di bilangin. Jadi semoga setelah peristiwa ini dia berubah. Amin ya Allah.. :)