Saya tiba tiba ingin berkisah tentang SG Purba. Sanggul Purba. Bapak saya.
Saya bukan anak yang sopan ya menamainya di akun ini, mudah2 an dia tidak baca.
Seperti singkatan namanya, bapak dulu terkenal dengan ebuta Seorang Guru Pelawak.
Dia humoris, pembersih, dan baik.
Sepertinya borunya ini sangat merindukanya.
Saya, baru saja menelepon mamak karena saya sedang sakit.
Bapak, hanya memberi perantaraan mamak untuk menyampaikan pesannya.
Sebegitu janggal kah mangaju borunya yang jogal ini sampai dia tak berbicara sekatapun terdengarku.
Bapak adalah pacar, dan sahabat pertamaku dulu.
Sampai umurku 11 masih sering digendong dan diajak berjalan jalan berdua.
Mengerjakan PR ku diam diam biar tidak ketauan mamak karena dia takut aku capek berfikir.
Bapak, dari dulu tak pernah menuntutku apa apa kecuali sekolah benar sesuai petunjuknya, bahkan jadi juarapun tak pernah dipaksanya, katanya setiap orang punya peringkat masing2 bukan karena bodoh. Dan aku bangga setiap apa yang kuminta.
SMP, sekarang baru menyesal kenapa sudah mengenal usia.
Bapak tak lagi terlalu memanjakanku, dia menganggap gadisnya sudah dewasa, tak harus bergantung padanya.
Berapa kali aku menunjukan sikapku yang manja disekolah, dengan tegas dia mengajariku. Boru.
SMA, saya sudah gak tinggal bersama mereka.
Tiap sabtu pasti menelepon ke asrama, pesannya cuma satu. "hati hati menyeberang".
Iya, beliau bapakku yang berpesan cuma itu.
Kalau dia tiba2 datang ke Balige, dia bawa banyak buah2 an, dan sayur.
Sampai aku kuliah juga, diam diam datang menjumpaiku penuh kejutan. *tak jarang kamarku menjadi bahan sindirannya. :')
Aku ingat momen yang paling2 bahagia itu ketika aku wisuda, aku di siu dipeluk dan dicium.
Iya. Aku masih gadisnya yg dulu sering melawannya itu.
Diam diam aku melihatnya menangis. :'(
Aku baru sadar bagaimana kelak jika aku jadi kepunyaan orang, masihkah bapak sanggup mangelek manganju.
Bapakku tampan, sangat tampan, lahirnya di angka 10 dibulan 10. Masihol hian au tu ho bapa.
Masihol tiap pagi sebelum sekolah dipaksa minum obat.
Masih mangurupi au mangarek piring.
Masihol mamuruki au molo marbadai au tu anggi ku.
na juk do pe roham dang di antoi ho au.. :'(
Jumat, 18 Maret 2011
Diposting oleh
rumahkopikita
di
21.55
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar