Tentu, saya tidak melulu merasa nyaman dengan semua pilihan dengan semua yang sudah tersedia.
Tentu, saya tidak melulu juga menyenangkan hati banyak orang dalam semua tuntutan dan keharusan.
Merasa mahluk paling menakutkan juga saya pernah menghadapi orang orang, yang kita sering sebut anak anak.
Kenapa tidak bisa dimengerti dan mengerti cara mengatasinya juga masih menjadi cobaan tersendiri bagi saya.
Merasa di taman apa.. Juga pernah merasa.
Karena, saya marasa ngomong sendiri. Lucukan.
Hari ini.
Saya lupa membawa buku catatan yang sudah sengaja saya tulis tadi pagi.
Ketimbang tidak jadi menulis sama sekali.
Jadi lah begini.
:D
Rabu, 28 September 2011
Mereka.
Diposting oleh
rumahkopikita
di
05.15
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Sabtu, 17 September 2011
Catatan sekolah 5
Sekolah hari ini di penuhi coklat pramuka.
Iya, di sebut sabtu disiplin.
Biasanya setiap sabtu saja.
Memasuki kelas dan mengajarkannya.
Ya masih begitu, senyum senyum, sampai geram geram. :)
Hari ini, saya dan rekan kerja saya mengunjungi rumah orang tua siswa.
Dikarenakan si anak mengalami kecelakaan jumat siang di sekolah.
Entah di pukul sama temannya, entah terjatuh, yang pasti anak itu memang sedang tidak baik. Lukanya di kepala.
Saya salut dengan orang tuanya, yang tidak sepenuhnya menyalahkan pihak sekolah.
Karena banyak siswa, dan aktifnya juga luar biasa, kami juga kerap mengalami kesulitan.
Termasuk anak yang satu ini.
Karena untuknya, bukan cuma sekali terjadi hal serupa, sudah berlang ulang, dan lukanya, di tempat yang sama.
Kepala.
Pelajaran yang cukup banyak kan hari ke hari. :D
Iya, di sebut sabtu disiplin.
Biasanya setiap sabtu saja.
Memasuki kelas dan mengajarkannya.
Ya masih begitu, senyum senyum, sampai geram geram. :)
Hari ini, saya dan rekan kerja saya mengunjungi rumah orang tua siswa.
Dikarenakan si anak mengalami kecelakaan jumat siang di sekolah.
Entah di pukul sama temannya, entah terjatuh, yang pasti anak itu memang sedang tidak baik. Lukanya di kepala.
Saya salut dengan orang tuanya, yang tidak sepenuhnya menyalahkan pihak sekolah.
Karena banyak siswa, dan aktifnya juga luar biasa, kami juga kerap mengalami kesulitan.
Termasuk anak yang satu ini.
Karena untuknya, bukan cuma sekali terjadi hal serupa, sudah berlang ulang, dan lukanya, di tempat yang sama.
Kepala.
Pelajaran yang cukup banyak kan hari ke hari. :D
Diposting oleh
rumahkopikita
di
08.23
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Kamis, 15 September 2011
catatan Sekolah 4
Menjadi pengajar muda dan berdedikasi tinggi itu terdengar megah.
Saya bermimpi mampu mewujudkannya. Tidak muluk muluk. Dan mesti mengalir sendiri.
Bukan cuma saya seorang yang tidak suka di bidang pendidikan,yang notanya sudah berkecimpung di bidang ini, menyadari tanggung jawab dan besar, juga karena melibatkan personal.
Itu menambah beban mental dan juga psikis yang saya derita.
Lagi di tambah basic keluarga yang kebanyakan berada di dunia ini.
Jadi saya sangat berharap jika saya pada saat sekarang tidak seperti sekarang.
Mengertikan maksudnya. :)
Baiklah. Hari ini, sekolah cukup aman.
Bisa terkendali, bisa teratasi.
Bukankah Segalanya perlu penikmatan. :)
Saya bermimpi mampu mewujudkannya. Tidak muluk muluk. Dan mesti mengalir sendiri.
Bukan cuma saya seorang yang tidak suka di bidang pendidikan,yang notanya sudah berkecimpung di bidang ini, menyadari tanggung jawab dan besar, juga karena melibatkan personal.
Itu menambah beban mental dan juga psikis yang saya derita.
Lagi di tambah basic keluarga yang kebanyakan berada di dunia ini.
Jadi saya sangat berharap jika saya pada saat sekarang tidak seperti sekarang.
Mengertikan maksudnya. :)
Baiklah. Hari ini, sekolah cukup aman.
Bisa terkendali, bisa teratasi.
Bukankah Segalanya perlu penikmatan. :)
Diposting oleh
rumahkopikita
di
23.34
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Catatan Sekola 3
Hal yang paling menakutkan saat kita dipercaya untuk membimbing anak adalah kegagalan.
Kesulitan yang paling terasa tentu mengajar kelas dasar yang paling kecil.
Taddaaa... iya, kelas satu.
Bagaimana saya tidak pusing, dikelas yang saya masuki, masih ada siswa yang belum mengenal angka, sudah 3 bulan sekolah.
Saya sebut saja namanya. "anjas"
Anak yang sudah dengan segala cara saya ajarkan. sampai akhirnya memukulpun sudah.
Tetap tidak membuahkan apa-apa.
Saya tidak berkata anak itu bodoh atau tidak mampu.
Bukti dalam olah raga dia megang dan juara.
Hanya saja. batas sabar dan emosi ingin segera itu sangat terbatas.
Seminggu ini saya menghadiahi dia dengan mainan agar di tempel dikamarnya.
Dan tentu, saya juga minta tolong kepada orang tuanya, agar selalu membantu di rumah.
Baik itu cerita Anjas 7 tahun dan sama sekali tidak pernah TK.
Kelas satu yang saya masuki juga adalah kelas luar biasa kacau.
Tapi tetap.
Tawa anak anak, lugu anak anak adalah kunci pengetahuan.
Hari ini yang paling lucu adalah.
ketika dalam kelas, ada sekelompok anak yang sulit sekali di tertibkan, jalan jalan dikelas, makan makan dikelas, dan tentu ribut yang sangat tidak terkontrol.
Lagi lagi saya memberi pelajaran.
Di sekolah kami, dengan fasilitas CCTV sangat membuat guru tidak nyaman dalam hal marah marah.
Saya memaklumi itu, sampai akhirnya, akal pun tertuju hanya pada ancam mengacam.
Mereka, dengan usia relatif 6 tahun tersebut tidak mudah untuk di taklukkan.
Tadi saat perbincangan dengan lelaki, dia berkata, "hukuman itu sama halnya anti virus, harus di Up date"
Ya benar, pertama mereka takut ke depan karena saya hanya menyuruh angkat kaki dan pegang kuping.
Lama lama mereka tidak takut lagi, mengira itu hanya permainan saja, malah, saat saya memanggil kedepan, dikemudian hari, mereka dengan otomatis mengangangkat kakinya.
Saya hampir pingsan kala itu.
Banyak sudah hukuman yang saya beri, berganti ganti, sampai tadi yang paling akhir.
Saya mengambil telepon genggam saya kemudian beretiak, akan segera menghubungi polisi, karena mereka sudah sangat ribut.
Reaksi yang saya dapat cukup luar biasa.
Mereka yang saya suruh ke depan tersebut. Menangis bersama sama berkata jangaaan..
Saya tidak percaya dengan hal yang barusan saya lakukan, sampai saya kabur ke kantor untuk tertawa.
Anak anak takut POLISI.
Begitulah kesimpulannya.
Seberapa banyak umur saya yang bertambah..
Ada yang tahu..
:D
Kesulitan yang paling terasa tentu mengajar kelas dasar yang paling kecil.
Taddaaa... iya, kelas satu.
Bagaimana saya tidak pusing, dikelas yang saya masuki, masih ada siswa yang belum mengenal angka, sudah 3 bulan sekolah.
Saya sebut saja namanya. "anjas"
Anak yang sudah dengan segala cara saya ajarkan. sampai akhirnya memukulpun sudah.
Tetap tidak membuahkan apa-apa.
Saya tidak berkata anak itu bodoh atau tidak mampu.
Bukti dalam olah raga dia megang dan juara.
Hanya saja. batas sabar dan emosi ingin segera itu sangat terbatas.
Seminggu ini saya menghadiahi dia dengan mainan agar di tempel dikamarnya.
Dan tentu, saya juga minta tolong kepada orang tuanya, agar selalu membantu di rumah.
Baik itu cerita Anjas 7 tahun dan sama sekali tidak pernah TK.
Kelas satu yang saya masuki juga adalah kelas luar biasa kacau.
Tapi tetap.
Tawa anak anak, lugu anak anak adalah kunci pengetahuan.
Hari ini yang paling lucu adalah.
ketika dalam kelas, ada sekelompok anak yang sulit sekali di tertibkan, jalan jalan dikelas, makan makan dikelas, dan tentu ribut yang sangat tidak terkontrol.
Lagi lagi saya memberi pelajaran.
Di sekolah kami, dengan fasilitas CCTV sangat membuat guru tidak nyaman dalam hal marah marah.
Saya memaklumi itu, sampai akhirnya, akal pun tertuju hanya pada ancam mengacam.
Mereka, dengan usia relatif 6 tahun tersebut tidak mudah untuk di taklukkan.
Tadi saat perbincangan dengan lelaki, dia berkata, "hukuman itu sama halnya anti virus, harus di Up date"
Ya benar, pertama mereka takut ke depan karena saya hanya menyuruh angkat kaki dan pegang kuping.
Lama lama mereka tidak takut lagi, mengira itu hanya permainan saja, malah, saat saya memanggil kedepan, dikemudian hari, mereka dengan otomatis mengangangkat kakinya.
Saya hampir pingsan kala itu.
Banyak sudah hukuman yang saya beri, berganti ganti, sampai tadi yang paling akhir.
Saya mengambil telepon genggam saya kemudian beretiak, akan segera menghubungi polisi, karena mereka sudah sangat ribut.
Reaksi yang saya dapat cukup luar biasa.
Mereka yang saya suruh ke depan tersebut. Menangis bersama sama berkata jangaaan..
Saya tidak percaya dengan hal yang barusan saya lakukan, sampai saya kabur ke kantor untuk tertawa.
Anak anak takut POLISI.
Begitulah kesimpulannya.
Seberapa banyak umur saya yang bertambah..
Ada yang tahu..
:D
Diposting oleh
rumahkopikita
di
05.58
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Sekolah
Catatan sekolah 2
hari ini waktunya anak kelas IV praktek IPA. Dalam materi Pokok Tumbuhan.
Saya menyuruh beberapa orang saja untuk membawa tanaman, berupa bunga untuk praktek dalam kelas.
Kelas yang saya masuki ini adalah kelas yang sangat berbahaya.
Kenapa berbahaya?
Begini..
Setiap guru yang masuk kelas ini akan mengalami sedikit ganguan, baik mental maupun rohani.
Ini tidak berlebihan. :) Entah anak kurang usia, atau kelebihan usia, tapi sungguh, kelas ini, menjadi list tarik nafas paling panjang jika di masuki.
Pertama saya masuk kelas ini jujur saya kehilangan suara. Berkali kali di bantu kepala sekolah untuk mengelola kelas tersebut.
Sampai akhirnya, saya berusaha untuk tidak keras dan tidak marah marah.
Ya senjata paling ampuh saya hanya tidak mengizinkan mereka bermain saat istrahat, dan jika les paling akhir tidak membiarkan mereka pulang.
Oke. Sampai dimana tadi.
Kenakalan.
ah sudah skip saja bagian yang ini. Lain kali saja baru cerita.
Kembali pada praktek.
Mereka sungguh berniat untuk belajar tumbuhan tersebut. Walau masih ada beberapa orang yang harus saya suruh menghapal, demi kelancaran proses belajar mengajar.
Prakteknya. Sederhana saja. Mengetahui jenis daun, batang dan akar.
Dan ini cukup menyenanngkan.
Mereka bisa dengan tidak harus menghapal untuk memahaminya.
Kendati demikian, yang saya permasalahkan adalah.
saya akhirnya percaya hubungan antara perempuan dan bunga adalah erat.
Mau tahu apa.
:)
Saya masih menyelidikinya lebih lanjut.
Rahasia saja dulu.
Agar bersambung. :D
Saya menyuruh beberapa orang saja untuk membawa tanaman, berupa bunga untuk praktek dalam kelas.
Kelas yang saya masuki ini adalah kelas yang sangat berbahaya.
Kenapa berbahaya?
Begini..
Setiap guru yang masuk kelas ini akan mengalami sedikit ganguan, baik mental maupun rohani.
Ini tidak berlebihan. :) Entah anak kurang usia, atau kelebihan usia, tapi sungguh, kelas ini, menjadi list tarik nafas paling panjang jika di masuki.
Pertama saya masuk kelas ini jujur saya kehilangan suara. Berkali kali di bantu kepala sekolah untuk mengelola kelas tersebut.
Sampai akhirnya, saya berusaha untuk tidak keras dan tidak marah marah.
Ya senjata paling ampuh saya hanya tidak mengizinkan mereka bermain saat istrahat, dan jika les paling akhir tidak membiarkan mereka pulang.
Oke. Sampai dimana tadi.
Kenakalan.
ah sudah skip saja bagian yang ini. Lain kali saja baru cerita.
Kembali pada praktek.
Mereka sungguh berniat untuk belajar tumbuhan tersebut. Walau masih ada beberapa orang yang harus saya suruh menghapal, demi kelancaran proses belajar mengajar.
Prakteknya. Sederhana saja. Mengetahui jenis daun, batang dan akar.
Dan ini cukup menyenanngkan.
Mereka bisa dengan tidak harus menghapal untuk memahaminya.
Kendati demikian, yang saya permasalahkan adalah.
saya akhirnya percaya hubungan antara perempuan dan bunga adalah erat.
Mau tahu apa.
:)
Saya masih menyelidikinya lebih lanjut.
Rahasia saja dulu.
Agar bersambung. :D
Diposting oleh
rumahkopikita
di
05.45
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Sekolah
Catatan sekolah 1
14 September 2011
Adalah hari pembagi raport siswa. Raport bulanan.
Sebelum memasuki lokal. Saya bertemu dengan siswa bersama orang tuanya.
Bertegur sapa dan alih alih bercerita tentang anaknya.
Orang Tua : " Kalau Rut sudah masuk 10 besar aja miss, udah senang satu rumah.."
Begitulah orang tua siswa ini berujar.
Les terakhir saya mendapati anak yang bernama Rut tersebut sambil berkata.
" Selamat ya rut rangking 9, mami udah senang tuh pastinya"
Rut: " Rut rangking 9 miss bukan 10, mami bilangkan rangking 10" -_-
Anak 8 tahun,yang mampu membuat saya ngakak seharian.
Di lain kelas, anak anak yang sudah berumur 11 tahun, sudah mulai menyukai lawan jenisnya.
Tiba tiba saya marah karena yang laki laki sibuk menggodai temannya yang perempuan.
"Hei kalian berdua, (kebetulan berdua ini yang paling ribut) Kenapa sibuk ngangguin Cindy aja"
Salah satuh dari mereka nyeletuk berujar. "siapa suruh Cindynya cantik miss"
Apa coba kata kata yang sanggup saya ucap. Belum lagi temannya yang satu lagi berkata.
" Kami berbagi hati sama cindy miss"
Jadi ceritanya mereka sedang memahami konsep cinta segitiga.
Hahahaha..
Sekian dulu hari ini.
Saya permisi tertawa dulu. :)
Adalah hari pembagi raport siswa. Raport bulanan.
Sebelum memasuki lokal. Saya bertemu dengan siswa bersama orang tuanya.
Bertegur sapa dan alih alih bercerita tentang anaknya.
Orang Tua : " Kalau Rut sudah masuk 10 besar aja miss, udah senang satu rumah.."
Begitulah orang tua siswa ini berujar.
Les terakhir saya mendapati anak yang bernama Rut tersebut sambil berkata.
" Selamat ya rut rangking 9, mami udah senang tuh pastinya"
Rut: " Rut rangking 9 miss bukan 10, mami bilangkan rangking 10" -_-
Anak 8 tahun,yang mampu membuat saya ngakak seharian.
Di lain kelas, anak anak yang sudah berumur 11 tahun, sudah mulai menyukai lawan jenisnya.
Tiba tiba saya marah karena yang laki laki sibuk menggodai temannya yang perempuan.
"Hei kalian berdua, (kebetulan berdua ini yang paling ribut) Kenapa sibuk ngangguin Cindy aja"
Salah satuh dari mereka nyeletuk berujar. "siapa suruh Cindynya cantik miss"
Apa coba kata kata yang sanggup saya ucap. Belum lagi temannya yang satu lagi berkata.
" Kami berbagi hati sama cindy miss"
Jadi ceritanya mereka sedang memahami konsep cinta segitiga.
Hahahaha..
Sekian dulu hari ini.
Saya permisi tertawa dulu. :)
Diposting oleh
rumahkopikita
di
05.40
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Sekolah